Ingin tampil cantik sampai ke ujung jari? Nail art bisa jadi pilihan terbaik buat kamu yang suka tampil rapi dan stylish. Dari yang simpel hingga glamor, desain kuku kini semakin beragam dan bisa disesuaikan dengan gaya pribadi. Tapi sebelum booking jadwal ke nail salon, kamu pasti penasaran: berapa sih harga nail art? Dan kenapa biayanya bisa berbeda-beda?
Tenang, di artikel ini kita akan bahas secara lengkap tentang harga nail art di Indonesia, termasuk juga layanan yang sering disertai seperti pasang kuku palsu, serta faktor-faktor yang memengaruhi tarifnya. Yuk, simak selengkapnya!
Kisaran Biaya Pasang Kuku Palsu
Harga nail art bisa berbeda tergantung pada jenis layanan, tingkat kesulitan desain, serta tempat kamu melakukannya. Berikut ini adalah gambaran umumnya:
| Jenis Nail Art | Kisaran Harga |
|---|---|
| Nail polish biasa | Rp30.000 – Rp60.000 |
| Gel nail art (simple) | Rp100.000 – Rp200.000 |
| Gel nail art (detail/3D) | Rp200.000 – Rp500.000 |
| Pasang kuku palsu (acrylic/gel) | Rp150.000 – Rp400.000 |
| Nail art + kuku palsu combo | Rp300.000 – Rp700.000 |
Catatan: Harga bisa berbeda tergantung salon dan lokasi kota. Di kota besar seperti Jakarta, Bandung, atau Surabaya, harga biasanya lebih tinggi.
Faktor Unik yang Memengaruhi Harga Nail Art Mahal
Banyak orang mengira mahal-tidaknya harga nail art hanya tergantung jenis cat atau tingkat kerumitan desain. Padahal, ada beberapa faktor tersembunyi yang sebenarnya ikut menentukan total biaya nail art—dan sering luput dari perhatian pelanggan. Berikut beberapa di antaranya:
1. Bentuk Ujung Kuku yang Dipilih
Ternyata, bentuk kuku seperti coffin, almond, stiletto, atau ballerina memerlukan teknik filing dan struktur yang berbeda. Semakin tajam atau unik bentuknya, semakin banyak waktu dan presisi yang dibutuhkan. Beberapa salon bahkan membebankan biaya tambahan khusus untuk bentuk kuku non-standar.
2. Lama Waktu Pengerjaan
Kalau kamu request desain yang rumit (seperti karakter kartun, realisme, atau efek marmer), teknisi kuku bisa menghabiskan waktu 2–3 jam hanya untuk satu set. Salon sering memasukkan waktu pengerjaan ini dalam pricing, bahkan jika tidak tertulis langsung di daftar harga.
3. Teknik Layering & Hand-Painted Detail
Desain nail art yang terlihat simpel tapi berlapis—seperti efek gradien, smoke, atau chrome dengan motif lukisan tangan—memerlukan teknik layering yang membutuhkan drying time per lapis. Semakin banyak layer, semakin mahal karena memakan lebih banyak waktu dan tenaga.
4. Jenis Top Coat yang Digunakan
Salon profesional sering membedakan antara top coat biasa dan non-wipe top coat (yang tidak meninggalkan residu dan lebih tahan lama). Beberapa juga menawarkan top coat khusus seperti matte velvet, mirror shine, atau anti-scratch—dan ini bisa dikenakan biaya tambahan walau tidak selalu tertulis.
5. Stok Material Import atau Lokal
Beberapa desain nail art menggunakan stiker, foil, batu rhinestone, atau chrome powder yang diimpor langsung dari Korea, Jepang, atau Eropa. Meski kecil, harga material ini bisa jauh lebih tinggi dibanding produk lokal—dan memengaruhi biaya akhir tanpa kamu sadari.
6. Kondisi Kuku Sebelum Pemasangan
Jika kuku kamu tipis, rapuh, atau ada bekas gel sebelumnya yang harus dibersihkan dulu, biasanya teknisi akan melakukan perawatan dasar (nail prep, buffer, atau soak-off gel remover). Proses ini bisa menambah durasi dan otomatis membuat harga sedikit lebih mahal, meski tidak selalu dituliskan di awal.
Dengan memahami faktor-faktor ini, kamu bisa lebih bijak dalam memilih jenis nail art dan tahu kenapa satu desain bisa jauh lebih mahal dari yang lain. Jangan ragu untuk bertanya detail ke nail artist sebelum mulai ya—supaya hasilnya sesuai harapan dan budget!